Selasa, 15 November 2011

asuhan keperawatan POOM (penyakit paru obstruksi menahun)


  1. pengkajian
  1. Indentitas klien
Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama dan suku, bahasa yang digunakan dan warga Negara.

  1. Pola nutrisi metabolik
Kaji selera makan berlebihan atau berkurang, kaji adanya mual muntah ataupun adanya terapi intravena, penggunaan selang enterik, timbang juga berat badan, tinggi badan serta lingkaran lengan atas untuk memperoleh gambaran status nutrisi.

  1. Pola eliminasi
Kaji terhadap rekuensi, karateristik, kesulitan dan juga pemakaian alat bantu seperti folly keteter, ukur juga intake dan output setiap sift.

  1. Pola tidur dan aktifitas
Tanyakan kepada klien kebiasaan tidur sehari-hari, jumlah jam tidur, tidur siang. Bagaimana suasana tidur klien apakah terang atau gelap, sering bangun saat tidur dikarenakan oleh nyeri, gatal, berkemih, sesak, dan lain-lain.

  1. Pengkajian diagnostik

  1. Chest X-ray : dapat menunjukkan hyperinflation paru, flattened diafragma, peningkatan ruang udara retrosternal, penurunan tanda vaskular, peningkatan suara bronkovaskular, normal ditemukan saat periode remisi (asma).
  2. Periksaan fungsi paru : dilakukan untuk menentukan penyebab dispnea serta abnormalitas fungsi tersebut apakah akibat obtruksi atau retriksi, dan mengavaluasi efek dari terapi, misalnya bronkodilator.
  3. Total Lung Capacity (TLC) : meningkat pada bronkitis berat dan biasanya pada asma, namun menurun pada enfisema.
  4. Kapasitis inspirasi : menurun pada enfisema.
  5. FEVI/FVC : rasio tekanan volume ekspirasi (FEV) terhadap tekanan kapasitas vital (FVC menurun pada bronkitis dan asma.
  6.  Arteral Blood Gasses (ABGs) : menunjukkan proses penyakit kronis, sering kali PaO2 menurun dan PaCO2 normal atau meningkat tetapi sering kali menurun pada asma, pH normal atau asidosis, alkalosis respiratori ringan sekunder terhadap hiperventilasi (enfisema sedang atau asma).
  7. Dara lengkap : terjadi peningkatan hemoglobin (enfisema berat) dan eosinofil (asma).
  8. Kimia darah : alpha 1-antirispin kemungkinan kurang pada enfisema primer.
  9. Sputum kultur : untuk menentukan adanya infeksi dan mengindentifikasi pathogen, sedangkan pemeriksaan sitologi digunakan untuk menentukan  penyakit keganasan atau alergi.
  10. Electrocardiogram (ECG) : deviasi aksis kanan, gelombang P tinggi (asma berat), atrial distrimia (bronkitis), gelombang P pada leads II, III, dan AVF panjang, tinggi (pada bronchitis dan enfisema), dan aksis QRS vertikal (enfisema).


  1. Diagnosa keperawatan

  1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkospasme, peningkatan produksi sekret yang tertahan atau kental, dan menurunnya energi/fatigue.
  2. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan kurangnya suplai oksigen (obtruksi jalan napas oleh sekret, bronkospasme), dan detruksi alveoli.
  3. Ketidakseimbangan nutrisi yang berhubungan dengan dispnu, fatigue, efek samping pengobatan, produksi sputum, anoreksia, dan nausea.
  4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan proses peradangan pada selaput paru-paru.


  1. Intervensi

  1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkospasme, peningkatan produksi secret yang tertahan atau kental, dan menurunnya energi/fatigue

Tujuan : kepatenan jalan napas dengan skala (1--5)

Kriteria:
-          tidak ada demam
-          tidak ada cemas
-          RR dalam batas normal
-          Irama napas dalam batas normal
-          Pergerakan sputum keluar dari jalan napas
-          Bebas dari suara napas tambahan

Intervensi:
-          manajemen jalan napas
-          penurunan jalan napas
-          fisioterapai dada
-          terapi oksigen
-          pemberian posisi
-          monitoring respirasi
-          monitoring tanda vital

  1. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan kurangnya suplai oksigen (obtruksi jalan napas oleh sekret, bronkospasme), dan detruksi alveoli

Tujuan: perbaikan dalam pertukaran gas

Kriteria :
-          status mental dalam batas normal
-          bernapas dengan mudah
-          tidak ada sionosis
-          Pa02 dan PaC02 dalam batas normal
-          Saturasi 02 dalam rentang normal

Intrvensi :
-          manajemen asam dan basah tubuh
-          manajemen jalan napas
-          latihan batuk efektif
-          tingkatkan aktivitas
-          terapi oksigen
-          monitoring respirasi
-          monitoring tanda vital

  1. Ketidakseimbanagan nutrisi yang berhubungan dengan dispnu, fatigue, efek samping pengobtaban, produksi sputum, anoreksia, dan nausea

Tujuan : kebutuhan nutrisi klien terpenuhi

Kriteria :
-          asupan makanan adekuat
-          intake cairan per oral adekuat
-          intake cairan adekuat

Intervensi :
-          kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kesulitan makan serta evaluasi berat badan dan ukuran tubuh
-          auskultasi bunyi usus
-          berikan perawatan oral sering, buang sekret.
-          Dorong periode istirahat 1 jam sebelum dan sesudah makan
-          Pesankan diet lunak, porsi kecil sering, tidak perlu dikunya lama
-          Hindari makanan yang diperkirakan dapat menghasilkan gas.

  1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan proses peradangan pada selaput paru-paru
     
Tujuan: rasa nyeri berkurang sampai hilang

Kriteria :
-          klien mengatakan rasa nyeri berkurang/hilang
-          ekspresi wajah rileks

Intervensi :
-          tentukan karateristik nyeri misalnya tajam, ditusuk, dan konsisten
-          pantau tanda-tanda vital
-          berikan tindakan nyaman misalnya pijatan punggung, perubahan posisi, dan musik tenang
-          tawarkan pembersihan mulut dengan sering
-          anjurkan dan Bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk
-          berikan analgesik dan antitusif sesuai indikasi.         



referensi:
Somantri irman. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Medika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar